-->

Pengertian dan Perbedaan Basic dan Dynamic Disk

Pada saat windows 2000 diluncurkan, Microsoft memperkenalkan konsep baru dalam penyimpanan disk, yaitu dynamic disk. Semua versi Windows (bahkan DOS) mendukung konsep yang sebelumnya telah ada, basic disk, tetapi hanya versi Windows setelah Windows 2000 saja yang medukung konsep dynamic disk. Basic dan dynamic disk dapat mengandung kombinasi FAT16, FAT32, atau NTFS partitions atau volumes.
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan basic disk dan dynamic disk? Mari kita lihat lebih dekat
Basic disk storage
Menurut Microsoft yang dikutip dari situs resminya. Basic disk storage menggunakan normal partition tables yang didukung oleh MS-DOS, Microsoft Windows 95, Microsoft Windows 98, Microsoft Windows Millennium Edition (Me), Microsoft Windows NT, Microsoft Windows 2000, and Windows XP. Suatu disk yang dijadikan sebagai basic storage disebut dengan basic disk. Basic disk mengandung basic volumes seperti primary partitions, extended partitions dan logical drive.
Singkatnya, basic storage menggunakan partisi, bukan volume.
Kerugian basic disk adalah kita hanya dapat membuat sampai 4 primary partitions atau 3 primary partitions dan 1 extended partition dengan multiple logical drive.
Sebagai tambahan, basic volumes memasukan multidisc volumes yang dibuat dengan menggunakan Windows NT 4.0 atau sebelumnya, seperti menetapkan volume, menetapkan stripe, menetapkan mirror, dan menetapkan stripe dengan parity. Windows XP tidak mendukung multidisc volumes seperti itu. Oleh karena itu, sebelum kita menginstall windows XP Profesional semua multidisc basic volumes tadi harus dihapus atau dirubah menjadi dynamic disk.

Dynamic disk storage
Menurut Microsoft yang dikutip dari situs resminya. Dynamic storage didukung oleh Windows 2000 dan Windows XP Profesional (dan versi-versi sesudahnya). Suatu disk yang dijadikan sebagai dynamic storage disebut dynamic disk. Dynamic disk mengandung dynamic volumes, seperti simple volumes, spanned volumes, striped volumes, mirrored volumes, dan RAID-5 volumes.
Sebagai catatan, dynamic disk tidak didukung oleh removable storage atau portable seperti flashdisk. Selain itu kita juga tidak didukung oleh komputer yang berbasiskan Windows XP Home Edition.
Dengan menggunakan dynamic disk kita dapat memakai disk dan mengatur volume tanpa perlu melakukan restart sistem operasi. Selain itu kita dapat membuat volume yang terdiri dari banyak disk seperti spanned dan striped volumes. Dynamic disk juga menawarkan fleksibilitas yang cukup besar untuk volume management karena menggunakan database untuk menyimpan informasi mengenai dynamic volume dalam disk dan dynamic volume yang lain dalam komputer itu.
Berbeda dengan basic disk, dynamic disk menampung volume, bukan partisi. Jumlah volumes yang dapat kita buat dalam dynamic hard disk hanya dibatasi oleh jumlah ruang kosong yang tersisa pada har disk tersebut. Kita dapat menambahkan besarnya volume tersebut baik dari disk yang sama atau dari disk yang berbeda. Tetapi kita tidak dapat mengecilkan volume tanpa menghapus data yang ada di dalamnya. Kita dapat menggunakan basic dan dynamic disk pada satu sistem komputer yang sama.
Arti istilah-istilah:
Volume: unit penyimpanan yang dibentuk dari ruang kosong yang berasal dari satu atau lebih disk. Sebuah volume diformat dengan file system dan diberikan drive letter (C:, D: ,.. sampai Z:). Sebuah hard disk dapat memiliki lebih dari satu volume dan volume dapat dibagi/tersebar/terdapat pada lebih dari satu hard disk.
Simple volume: menggunakan ruang kosong yang berasal dari satu hard disk. Dapat terdiri dari satu region dalam disk atau banyak region (penggabungan beberapa region). Simple volume dapat diperluas kedalam beberapa hard disk sehingga menjadi spanned volume. Sifatnya tidak fault tolerant dan bisa diperluas sesuka hati.
Spanned volume: dibuat dari ruang kosong hard disk yang terhubung bersama dari banyak disk (maksimum 32 disk). Spanned volume tidak dapat melakukan mirror dan sifatnya tidak fault-tolerant.
Striped volume: dalam volume ini data tersebar pada dua atau lebih physical disks. Data dalam volume jenis ini dialokasikan secara berurutan dan datar pada setiap physical disk. Striped volume tidak dapat melakukan mirror ataupun diperluas dan sifatnya tidak fault-tolerant. Biasa dikenal dengan istilah RAID-0.
Mirrored: sifatnya fault-tolerant. Data diduplikasi ke dalam dua physical disks. Seluruh data dalam satu volume dicopy ke disk yang lain sehingga menimbulkan redundancy data. Jika salah satu disk mengalami kerusakan, data tetap dapat diakses dari disk yang satu lagi. Tidak dapat diperluas (hanya sebatas dua disk). Lebih dikenal dengan RAID-1.
RAID-5: merupakan volume yang sifatnya fault-tolerant. Data dibagi ke dalam beberapa array dari tiga atau lebih disks termasuk paritynya (nilai yang dapat digunakan untuk me-recreate data setelah terjadi kegagalan). Jika satu physical disk mengalami kerusakan, bagian dari volume RAID-5 yang terdapat dalam disk itu dapat dipulihkan dari data yang tersisa dan paritynya. RAID-5 tidak dapat melakukan mirror ataupun diperluas.
Sytem volume: mengandung file yang berisi spesifikasi hardware yang digunakan Windows saat melakukan load (contohnya Ntldr, Boot.ini, dan Ntdetect.com). System volume dapat, tapi tidak harus, sama seperti boot volume.
Boot volume: mengandung file-file system operasi Windows yang diletakan pada folder %Systemroot% dan %Systemroot%\System32. ). Boot volume dapat, tapi tidak harus, sama seperti system volume.
Sumber: http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/11/basic-disk-vs-dynamic-disk/